Sam dan Maria adalah sepasang suami istri yang
hidup bahagia dan berkecukupan hingga suatu ketika,Maria mengandung dan
melahirkan anak yang cukup tampan yang bernama Erik.Mereka berdua amatlah
bahagia dengan kelahiran Erik,namun kebahagian itu sirna saat menyadari bahwa
Erik mengalami keterbelakangan mental.Maria yang memiliki sikap pemarah, egois,
dan tinggi hati, merasa Erik menjadi malapetaka buat pernikahan mereka dan
Maria berniat untuk memberikannya kepada orang lain yang mau merawatnya.Sam
yang mengetahui hal itu mencegahnya dan membuat Maria merasa Terpaksa
membesarkannya.
Tahun kedua setelah
kelahiran Erik, Lahirlah anak kedua mereka bernama Angelica.Kasih saying yang
diberikan Maria kepada Angelica sangatlah jauh berbeda dengan Erik.Erik seperti
ditelantarkan dan tidak pernah dibelikan pakaian yang layak oleh Maria.Hal ini
bertambah parah ketika Maria ditinggal suaminya untuk selamanya.Hutang yang
melilit dan ekonomi yang semakin terpuruk,membuat Maria menjual rumah mereka dan
diam-diam meninggalkan Erik sendirian disebuah gubuk tanpa perbekalan apapun.
Maria yang telah
meninggalkan Erik akhirnya menikah kembali.Suaminya yang memiliki sikap yang
dewasa berdampak besar terhadap Maria karena secara Perlahan,Maria mulai
berubah.Waktu berlalu begitu cepat dan ada suatu moment yang membuat Maria
mengingat kebodohannya dulu,yaitu meninggalkan Erik sendiria.Penyesalan teramat
dalam membuat mengalami kesedihan yang begitu dalam.Akhirnya,dia meneguhkan
hati untuk kembali ketempat dia meninggalkan Erik dan mengasuhnya kembali
dengan penuh kasih sayang.
Maria kembali kegubuk tersebut,namun
dia tidak menemukan Erik dan hanya menemukan pakaian terakhir yang dipakai oleh
Erik.Tiba-tiba,ada seorang ibu yang menghampiri Maria dan menceritakan
semua.Dia menceritakan bahwa Erik setia menunggu Maria digubuk tersebut tanpa
beranjak,dan ibu tersebut yang selalu memberi makan Erik.Dia dengan sabar
mengajarkan Erik menulis dan ibu tersebut memberikan tulisan terakhir Erik
sebelum meninggal kepada Maria.Tulisan terakhir Erik yaitu “Ibu, mengapa Ibu
tidak pernah kembali lagi? Ibu marah sama Erik, ya? Ibu, biarlah Erik yang
pergi saja, tapi Ibu harus berjanji kalau Ibu tidak akan marah lagi sama
Erik.Selamat tinggal Ibu.”Membaca tulisan itu,Maria menangis sejadi jadinya dan
sangat menyesali kebodohannya yang dia telah lakukan kepada Erik.
Mungkin kita seringkali berbuat seperti
Maria, dimana kita sering sekali mencampakkan dan melupakan orang yang menyayangi
kita tanpa memikirkan perasaan mereka.Hanya karena kekurangan atau kesalahan
yang dimiliki,kita rela mencampakkan dan melupakan mereka,tanpa berusaha
memberikan maaf dan kesempatan untuk menunjukan kasih saying mereka yang tulus
kepada kita.Belajarlah menerima setiap kelemahan dan kekurangan apapun itu
bentuknya,karena ketika kita tindak memiliki kesempatan kedua untuk
memperbaikinya,hanya penyesalan dan duka yang menyelimuti kita.
0 comments:
Post a Comment